KSED Bandungan, 16-18 Januari 2007
A Passion for Truth: The Beauty and Relevance of Covenant Theology
Adik-adikku remaja Metanoia,
Dua tahun atau lebih, kita tidak mengadakan Kemah Remaja. Puji Tuhan! Acara yang telah menjadi ciri khas Komisi Remaja ini dapat kembali kita laksanakan pada awal tahun 2007. Kendala utama yang harus kita hadapi pada Kemra tahun ini adalah menentukan tanggal. Otonomi sekolah membuat panitia harus bekerja ekstra keras untuk membuka mata dan telinga lebar-lebar, mendengar info-info sehubungan dengan liburan sekolah-sekolah. Ketidak-sinkronan waktu ini juga yang akhirnya membuat panitia harus memajukan tanggal pelaksanaan dan bergegas mencari tempat retret yang baru.
Bukan hanya itu. Kesigapan panitia yang dipanglimai oleh Albert Nathaniel juga terbukti, di tengah-tengah kesibukan mereka dalam belajar dan membagi waktu dengan kegiatan-kegiatan lain. Tim usaha dana cepat bergerak, sehingga dana dalam tempo yang tak terlalu lama, dana pun terkumpul. Untuk kawan-kawan tim dana, tim acara, tim akomodasi-transportasi, dan banyak yang lainnya, selaku pembina saya menyatakan apresiasi dan rasa bangga saya. Hendaklah kalian semua semakin mengobarkan dengan lebih dahsyat lagi api pelayanan di dalam dirimu. Jangan hanya berhenti pada Kemra kali ini saja.
Adik-adikku semua, Kemah Remaja kali ini memiliki nilai sejarah yang sangat besar. Pertama, Kemra diadakan di awal tahun 2007. Tahun 2007 adalah tahun yang ke-30 bagi Komisi yang kita cintai. Di dalamnya ada agenda besar, yaitu pergantian pengurus. Kepemimpinan “Bang Haji” Elroy akan digantikan dengan kepemimpinan “CzaR” Albert Nathaniel.
Kemra menjadi momentum yang penting untuk mempersiapkan kader-kader yang akan duduk di dalam kepengurusan yang baru. Kalian mungkin akan bertanya, “Bagaimana dengan anggota-anggota yang lain?” Saya katakan, penting! Bahkan penting sekali untuk semua anggota! Sebab, orang-orang yang duduk di dalam kepengurusan bukan anggota elit yang mendapat privilese (hak-hak istimewa). Tanpa anggota, mustahil pengurus berfungsi. Bahkan lebih dari itu, tanpa anggota yang aktif—mendukung pelayanan serta memberikan dedikasi yang tinggi kepada Komisi Remaja Metanoia—niscaya pengurus yang baru akan mandul dalam menjalankan fungsinya.
Jadi pada intinya saya ingin sampaikan, di tahun 2007 ini: saya, kamu—kita semua—harus bangkit! Bangkit dan berjuang demi kemajuan Komisi Remaja. Baik kamu yang akan menjadi pengurus, baik saya sebagai pembina, dan kita semua yang menjadi bagian dari Komisi Remaja Metanoia: Mari kita curahkan perhatian dalam segenap doa dan permohonan serta pergumulan yang serius dengan firman Tuhan demi kejayaan Komisi Remaja kita di tahun-tahun mendatang.
Kedua, Kemra ini kita masukkan dalam peringatan yang baru untuk kita semua, yaitu “Bulan Mennonite.” Saya yakin, ini adalah yang pertama kalinya diadakan di kalangan GGKMI, bahkan pula di kalangan sinode Gereja-gereja Mennonite di Indonesia (GITJ, GKMI dan JKI). Bahkan bisa jadi, inilah yang pertama kalinya di kalangan gereja-gereja Mennonite di seantero dunia, ada satu komisi yang membaktikan bulan Januari sebagai Bulan Mennonite! Ya, saya hampir meyakini hal itu.
Sama halnya dengan Bulan Oktober, yang mulai tahun 2006 kita dedikasikan sebagai “Bulan Reformasi,” demikian bulan Januari menjadi Bulan Mennonite. Di tengah-tengah kian lunturnya jiwa dan semangat Mennonite yang mengedepankan “kemuridan radikal” (radical discipleship), dan digantikan dengan gaya kekristenan baru produk Amerika yang sarat dengan muatan kapitalis, eskapis dan esoteris, saya menyerukan agar Komisi Remaja kita berdiri di atas dasar yang berbeda, berjiwa-semangatkan radical discipleship.
Coba renungkan: Kekristenan macam apa yang paling diminati sekarang ini? Bukankah yang mengandalkan janji-janji berkat materi? Yang suka dihibur dengan janji-janji kelimpahan! Yang menyebarkan pengaruh-pengaruh serta ajaran-ajaran melalui pemilikan modal yang besar—dengan mencekoki kita melalui gedung gereja mega megah, musik-musik yang diefeki dengan piranti mahal, lagu-lagu cengeng yang mudah kita beli dan dengar karena memang punya modal untuk membuat album dan menyebarkannya! Yang meminimalkan penderitaan dan beratnya perjuangan diganti bius-candu yang mungkin sudah mulai kamu isap! Yang menggandrungi dongeng-dongeng dari negeri antah-berantah! Yang suka dengan hal-hal gaib, kuasa-kuasa adi daya! Yang suka mempertontonkan mukjizat-mukjizat yang tidak terbukti kebenarannya! Sadari sejak dini, dan berbalik arahlah, SEGERA! Be a radical disciple!
Radical discipleship sederhananya adalah bertanya dalam diri sendiri, “Apakah yang harus saya lakukan di zaman ini agar saya tetap dapat menjadi murid Kristus yang setia?” Dan jawabnya adalah: Berani tampil beda! Tidak ikut-ikutan. Tidak mengekor. Enggan untuk dicetak dalam pola pikir dunia. Ogah disetir oleh pengaruh-pengaruh buruk. Emoh dipermainkan oleh zaman yang bengkok. Berkata “No way!” untuk agama candu. Tetapi tampillah menjadi penggerak zaman. Berdirilah tegak sebagai pemimpin. Maju sebagai kepala-panglima. Be trend-setters! Biar orang lain yang berjalan di belakangmu, mengikut kamu.
Itu berarti kamu sendiri harus punya prinsip yang tegas dan dewasa. Kamu harus mulai membangun prinsip itu mulai dari sekarang. Membangun prinsip harus diawali dengan pikiran yang ditata oleh firman Tuhan, dan makin selaras dengan Kitab Suci. Dan oleh sebab itulah, tema Kemra kali ini adalah A Passion for Truth: The Beauty and Relevance of Covenant Theology, atau “Suatu Hasrat/Semangat bagi Kebenaran: Keindahan dan Relevansi Teologi Perjanjian.” Mengapa teologi perjanjian? Apa kaitannya dengan radical discipleship?
Menjadi murid Kristus sejati harus mengenal teologi perjanjian. Jelas, teologi perjanjian akan menata pikiran setiap orang Kristen dalam kerangka yang benar. Ada banyak kerangka pikir yang baik, tetapi kita yakin bahwa seorang Kristen harus membangun pola pikirnya berdasarkan Kitab Suci sebagaimana tercermin di dalam teologi perjanjian. Ketika kamu bergulat dengan teologi perjanjian, dan mencintainya dengan segenap hati, maka mata hatimu akan tercelik untuk melihat hukum Allah, ketetapan kekal Allah, anugerah Allah dan Mesias Yesus sebagai Kepala Perjanjian. Jangan mudah disempitkan oleh paham bahwa agama Kristen adalah masalah masuk surga atau neraka setelah kematian. Tidak! Hal itu salah! Teologi perjanjian jauh lebih luas dan dalam dari hal itu, dan sedemikian relevan untuk menjawab pertanyaan bagaimana kamu menjadi murid Kristus di semangat zaman (Zeitsgeist) yang jahat!
Ketika sekarang ini—ya! saat ini!—kamu berkomitmen kepada teologi perjanjian, kamu sudah mulai mengubah arah berjalanmu dibandingkan dengan teman-teman seusiamu. Sementara begitu banyak orang Kristen yang menyukai bualan-bualan rohani, kamu sadar bahwa itu semua merupakan tipuan, dan kamu berkata di dalam dirimu, “Aku tidak mau seperti itu lagi!”—saya katakan, kamu sedang mulai menjadi murid Kristus yang sejati! Murid Kristus yang radikal! Murid Kristus yang dijiwa-semangati oleh Mennonite!
Adik-adikku, di tahun ini kita mempunyai program dan proyek yang besar! Kemah Remaja adalah awal dari semua yang akan kita kerjakan. Maka, mari kita merapatkan barisan dan bersama menjawab tantangan! Saya akan terus mengingatkan kalian: BE REFORMED! Be reformed in doctrine! Be reformed in worship! Be reformed in conduct! Be reformed in practice! Demi terwujudnya remaja-remaja yang Militan, Injili dan Moderat.
TERPUJILAH ALLAH!
Nindyo Sasongko
No comments:
Post a Comment